Dalam kelam sunyi sepi malam ku merenungkan diri
Memikirkan diri nan memiliki sifat lemah ini
Betapa hamba ini lemah, hina, dan dina di mata-Mu
Gerak langkah tebaran desah nafas membahana
Ketika prasasti-prasasti itu memecah kesunyian jiwa
Ketika tombak-tombak panah itu meluncur gesit
Aku terperanjat, terpaku, dan terpana
Menatap gelap, derita, kering kerontang suasana
Terkadang kejenuhan melanda di dada
Terkadang keletihan meronta-ronta
Terkadang fikiran melayang-layang
Ingin menjauh nun ke puncak bukit sana
Agar tak bertanya kemana diri pergi
Tatkala adzan bergema, tanda sayup menjelang pergi
Mendengar dari balik awan, tiupan angin
Dari puncak ku ingin bercermin
Namun sang cermin pun tak menampakkan kejernihannya
Ya Allah...!!!
Mengapa dunia sulit menerima kebenaran-Mu
Mengapa hujan tampak pucat dan lesu
Mengapa langit gampang memberi hujan
Tapi tak gampang menerima air
Mengapa gemilau permata, kekayaan materil
Masih di pandang sebagai ukuran kemajuan
Mengapa...ada apa...dan kenapa Ya Allah
Kalimah-Mu seakan bagai angin sepoi, berlalu tanpa bekas
Di hirup dan terbang entah kemana
Hanya karena ingin bertanah di bawah pohon nan rindang
Oooooh Tuhan,.....Tolong aku
Bawa aku pergi ke tempat-Mu yang rindang
ku ingin kesejekan, kedamaian, jauh dari riuh desiran ombak
Mampukah diriku berlayar di ombak nan ganas
Mampukah aku bertahan menahan gelombang yang menantang
Sementara kejenuhan-kejenuhan terkadang tersirat pada desiran dada
Ya Allah...!!!
Aku bersimpuh dan mengemis di hadapan-MU untuk mengharap akan ampunan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar